BI Tak Lagi Agresif Tarik Likuiditas, Perbankan Mulai Borong Obligasi RI
Tim Ekonom Bank Mandiri, menyoroti langkah Bank Indonesia (BI) dalam mengurangi outstanding Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) tidak seagresif tahun lalu.
Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas, Handy Yunianto, menjelaskan bahwa tren penurunan suku bunga SRBI dan outstanding SRBI mencerminkan strategi penarikan likuiditas yang lebih moderat dari Bank Indonesia (BI).
“Tapi kalau kita lihat tahun 2025 ini polanya berbeda, kita lihat SRBI ratenya masih trendnya terus turun. Dan kalau kita lihat dari sisi size outstandingnya juga turun,” kata Handy dalam Mandiri Economic Outlook Q2 2025 bertajuk Building Resillience in the Midst of Global Turbulence di Jakarta, Senin (19/5/2025).
Baca Juga: Likuiditas Perbankan Tertekan, Pengamat: Risiko Kredit dan Daya Beli Bisa Tambah Parah
Berdasarkan data BI, hingga 21 April 2025, outstanding SRBI mencapai Rp 881,86 triliun, atau turun sebesar Rp 41,67 triliun dari posisi pada Desember 2024 sebesar Rp 923,53 triliun.
“Sekarang hitungan kami mungkin sekitar 870-880 dari posisi tertinggi sempat hampir 1000 triliun. Ini mungkin salah satu alasan juga kenapa ada perbaikan likuiditas,” tuturnya.
Ia menambahkan, Bank Indonesia juga cukup aktif membeli obligasi pemerintah (government bonds) baik di pasar primer maupun sekunder, yang turut memberikan tambahan likuiditas ke pasar keuangan.
Handy menilai saat ini pasar obligasi kembali menjadi destinasi bagi arus modal asing. Pihaknya mencatat foreign fund flows mencapai Rp 30 triliun ke pasar obligasi.
“Catatan kami foreign fund flows sudah masuk lagi ke pasar obligasi year to date sampai 30 triliun,” tuturnya.
Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri Soroti Pentingnya Sinergi Fiskal dan Moneter di Tengah Gejolak Ekonomi Global 2025
Menurutnya, hal ini mendorong potensi pergeseran investasi perbankan dari SRBI ke obligasi pemerintah yang bisa memberikan sentimen positif bagi pasar obligasi nasional.
Handy mengatakan, hingga 6 Mei, Mandiri Sekuritas mencatat perbankan melakukan net buy sekitar Rp46 triliun di pasar obligasi. Berbeda dengan tahun lalu, net sell perbankan hanya sekitar Rp1,2 triliun.
“Sampai tengah tanggal 6 Mei, kalau hitung-hitungan kami perbankan mencatatkan net buy Rp46 triliun. Jadi masih inline dengan view yang tadi saya sampaikan. Kalau kita bandingkan tahun lalu, perbankan justru net sale sedikit sekitar Rp1,2 triliun untuk periode yang sama,” ucapnya.
(责任编辑:休闲)
KPK Telaah Laporan Dugaan Korupsi Terkait Sistem Tap In Tap Out TransJakarta
IHSG Tembus 7.100, Investor Asing Terciduk Borong 10 Saham Ini
Puji Jokowi di Hadapan Menteri Kabinet Merah Putih, Prabowo: Bukan Karena Ada Gibran di Sebelah Saya
Panitia SNPMB 2025 Akui Salah Pasang Foto Joki UTBK Jadi Peserta Jujur: Human Error
Memviralkan Perselingkuhan di Medsos, Bisa Kasih Efek Jera ke Pelaku?
- Turis AS Ditangkap Usai Ukir Huruf di Gerbang Kayu Kuil Kuno di Jepang
- 3 Daun untuk Kesehatan Jantung, Cara Alami Mencegah Kematian Dini
- Setelah Bolak
- 5 Teh Terbaik untuk Kesehatan Ginjal, Jadi Alternatif Air Putih
- Jangan Kaget! Begini Perkembangan Kasus Teror Kepala Anjing di Ponpes Habib Bahar, Ternyata...
- Menkes Tegaskan Uji Klinis Vaksin TBC Bukan Jadikan Warga Indonesia Kelinci Percobaan
- Koki Australia Pecahkan Rekor Maraton Masak Terlama Selama 140 Jam
- Dermies Max by ERHA Salurkan Keuntungan Perusahaan untuk Beasiswa Masyarakat Marjinal
-
Bongkar Korupsi Garuda, Kejagung Minta Peter F Gontha Kooperatif
Warta Ekonomi - Mantan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Peter Frans Gontha bakal dipanggi ...[详细]
-
Puan Minta Penjelasan Soal Pengaman TNI Jaga Kejaksaan: Biar Tidak Timbulkan Fitnah
JAKARTA, DISWAY.ID --Ketua DPR RI Puan Maharani meminta TNI memberikan penjelasan resmi, terkait keb ...[详细]
-
Puan Minta Penjelasan Soal Pengaman TNI Jaga Kejaksaan: Biar Tidak Timbulkan Fitnah
JAKARTA, DISWAY.ID --Ketua DPR RI Puan Maharani meminta TNI memberikan penjelasan resmi, terkait keb ...[详细]
-
Indonesia Miliki Banyak Jalur Masuk Narkoba, Ahmad Sahroni: Kolaborasi Pengawasan Wajib Ditingkatkan
Warta Ekonomi, Jakarta - Badan Narkotika Nasional (BNN) RI baru saja memetakan pintu masuk narkoba j ...[详细]
-
Enam Orang Jadi Tersangka Kasus Khilafatul Muslimin di Jateng
Warta Ekonomi, Jakarta - Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah Kombes Pol Djuhandani meng ...[详细]
-
Kilang Pertamina Pastikan Produksi Avtur untuk Musim Haji Aman
JAKARTA, DISWAY.ID --Memasuki musim Haji, Kilang Pertamina Internasional (KPI) berkomitmen untuk tur ...[详细]
-
Mahasiswa Asing di AS Jadi Takut Liburan, Khawatir Dideportasi Trump
Jakarta, CNN Indonesia-- Pada liburanmusim panas dari program Ph.D., seorang mahasiswa internasional ...[详细]
-
11 Makanan yang Bikin Asam Lambung Naik, Sering Kamu Makan Sehari
Jakarta, CNN Indonesia-- Naiknya asam lambungkembali ke kerongkongan dipicu oleh banyak hal. Salah s ...[详细]
-
Jenazah Mekanik Helikopter Baharkam Polri Nyangkut di Bagan Nelayan, Jasad Pilot Masih Dicari
SuaraJakarta.id - Jenazah mekanik helikopter Baharkam Polri P-1103 Aipda Joko Mudo yang kecelakaan d ...[详细]
-
Daikin Buka Pabrik Baru di Indonesia, Kemenperin Optimis Industri Elektronik Akan Meningkat Positif
JAKARTA, DISWAY.ID --Seiring dengan meningkatnya kebutuhan pasar domestik serta investasi di sektor ...[详细]
Dengar Munarman Mau Dihukum Mati, Refly Harun Terkaget
Judol Makin Menjamur, Komdigi Ungkap Penyebabnya
- Gerobak Siomay Jungkir Balik Ditabrak Pelajar yang Berkendara Sambil Main HP
- Jadi Saksi Sidang, Penyelidik KPK Yakin Hasto Aktor Intelektual
- Menginap di Kota Liverpool, Turis Kini Harus Bayar Pajak Rp44 Ribu
- Rincian Tukin PNS Naik di 3 Kementerian, Besaran Nominal Ditentukan 17 Kelas Jabatan
- WHO Catat Kasus TB di Dunia Cetak Rekor Tertinggi, RI Ikut Menyumbang
- Ekonomi Nasional Melemah, Peran Lembaga Penjamin Simpanan Jadi Sorotan
- IPTEK Jadi Fondasi Pembangunan dan Kebijakan Industri, Termasuk pada Produk Tembakau Alternatif